Maksud dari judul ini adalah kondisi mereka tidak sama dengan kita (Anda dan Saya).
Beberapa tahun yang lalu ada kejadian yang membuka mataku bahwa tidak ada salahnya untuk berusaha berbagi meskipun apa yang kita bagi itu mungkin sudah tidak ada harganya bagi kita. Bingung ya? Langsung saja deh ke ceritanya.
Waktu itu aku beli gorengan ke pasar, hari sudah sore, hampir maghrib kira-kira. Lagi nunggu gorengan, lewat seorang bapak-bapak. Aku lihat bapak itu penampilannya rapi, sisiran rambutnya rapi seperti habis mandi. Aku lihat juga dia membawa bungkusan, sepertinya baru belanja ke warung dan sepertinya ada yang akan dibeli lagi ditempat lain. Dari penampilannya, bapak ini tidak mungkin habis bekerja seperti kuli (tapi jangan dibayangkan seperti orang kantoran ya, aku hidup didaerah terpencil, tak ada kantor).
Jadi aku simpulkan seperti ini, bapak ini bepergian kepasar untuk membeli sesuatu dengan berusaha berpenampilan rapi. Tapi apa yang aneh? Baju bapak itu (kemeja), dibagian dadanya sudah robek besar sehingga terlihat dadanya!
Bukan bermaksud menghina atau merendahkan, baju bapak itu (maaf) masih kalah dengan kaos yang aku jadikan lap didapur atau keset.
Semenjak itu, aku mengingatkan pada istriku agar baju-baju yang sudah tidak terpakai agar segera di berikan ke orang. Biasanya istriku khawatir dengan kondisi baju yang akan diberikan ini apakah masih layak atau tidak, nanti orang itu tersinggung. Jadi sekarang baju-baju kami yang tidak terpakai kami berikan ketetangga siapa tahu ada tetangga jauh atau kerabat dia yang masih mau menggunakannya. Kami selalu bilang, "kami ada baju-baju yang tidak terpakai, silahkan dilihat, mungkin ada yang bisa dipakai untuk bekerja dikebun, kalau tidak dibuang saja".
Jadi tak perlu berpikir macam-macam untuk berbuat baik, asal disampaikan dengan hati-hati, Insyaallah tidak ada masalah.
0 komentar:
Posting Komentar